Gudang Warta

Berita Online Informatif Terpercaya

Iklan

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-1169732637112482

Halaman

Nurwakit Ungkap Proses Perijinan dan Tuntut Hak Tunggakan Upah Pekerja Proyek Prabu Motor

redaksi gudang warta     - Eko Setiyo Budi
Senin, 24 Februari 2025, 20:36 WIB Last Updated 2025-02-24T15:40:06Z

Nurwakit, Kontraktor asal Desa Munggut, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.


MADIUN - gudang-warta.com - Sisa tunggakan pembayaran senilai Rp.800 Juta dari proyek pembangunan Showroom Prabu Motor yang digarap Nurwakit, Kontraktor Madiun hingga sekarang ini belum juga ada tanda-tanda itikad baik dari Achmad Romadhoni (Dhoni) Owner Prabu Motor untuk melunasinya. 


Nurwakit menanggapi pernyataan Doni Prabu dalam sebuah video klarifikasi bahwa perizinan showroom bukan tanggung jawab pemborong, melainkan diurus oleh konsultan. Namun, Nurwakit membantah pernyataan tersebut.


"Klarifikasinya bahwa, awalnya pengurusan perijinan saya sendiri yang mengurus. Karena saya harus fokus ke penggarapan proyek, akhirnya yang mengurus perijinan adalah orang saya yang biasa ngurusi perizinan. Itu saya kuasakan dengan surat kuasa dari beliaunya (Dhoni). Tapi beliaunya justru mengelak dan tidak mengakui bahwasanya pengurusan perijinan bukan dari pihak kami," Jelasnya.


Selanjutnya, karena pada saat itu Nurwakit benar-benar membutuhkan uang untuk membayar para pekerja dan suplier matrial, sedangkan meminta uang progres ke Owner Prabu Motor sangatlah sulit dan hanya di Janjikan saja, akhirnya ia meminta tolong agar dipinjami uang.


"Lalu beliau meminjami uang sebesar Rp.17 Juta dengan meminta jaminan mobil Pickup SS Tahun 1995 beserta BPKB milik saya. Akadnya itu nanti kalau sudah bisa ngitung progress akan dipotongkan sebagai pengganti pinjaman ini," Ungkap Nurwakit.


Namun, selang 2 (Dua) hari, Nurwakit diberitahu anak buahnya, bahwa melihat Pickup miliknya tersebut di posting di aplikasi TikTok dan ditawarkan dengan harga Rp.24 Juta serta langsung laku terjual oleh pembeli. Padahal, kalau dijual sendiri harganya jauh lebih tinggi. 


"Saya juga sudah berulang kali meminta hak pembayaran, namun tidak ada kejelasan. Uang Rp.800 Juta ini bukan cuma punya saya saja, mayoritas milik teman-teman pekerja dan suplier material. Ini bukan sekedar hak saya, tapi hak banyak pihak yang sudah bekerja keras dengan tetesan keringat mereka untuk membantu pembangunan proyek ini," Bebernya.


Nurwakit menegaskan, bahwa dirinya tidak akan tinggal diam dan akan terus menuntut haknya, termasuk hak para pekerja dan suplier material yang belum dibayar. 


Ia menanggapi pernyataan Doni Prabu yang mengklaim rutin bersedekah hingga ratusan juta rupiah per bulan, namun dalam prakteknya justru menunda pembayaran kepada kontraktor.


“Kalau memang punya komitmen agama, harusnya bayar hak pekerja lebih dulu sebelum berbagi ke luar. Ada Hadist yang jelas menyebutkan, ‘Bayarlah upah pekerjamu sebelum keringatnya kering.’ Dan sampai kapanpun, saya akan kejar hak saya dan hak teman-teman pekerja,” Tegasnya.


Dengan berbagai permasalahan ini, Nurwakit berharap ada penyelesaian yang adil dan transparan. Ia juga meminta pihak Prabu Motor untuk bertanggung jawab atas tunggakan yang ada dan menepati komitmen yang sudah dibuat sejak awal proyek berjalan.



(Eko/GW/Red) 


Komentar

Tampilkan

Terkini